Mungkin para pembaca tulisan ini sudah tidak merasa asing lagi dengan kalimat santri gaul... Kira2 apa yang terbersit dalam benak anda tentang santri gaul...? Di sini saya hanya menyoroti apa yang menjadi persepsi umum khususnya masyarakat Giligenting yang mayoritas anak mudanya di pesantrenkan atau mondok.
Saya tidak akan menghakimi atau ingin menjelek2an, saya hanya menulis apa realitas dan fakta yang terjadi di masyarakat.
Sekarang banyak kita temukan para alumni pesantren laki2 atau perempuan sudah tidak lagi bangga dengang predikat santri yang melekat pada mereka, banyak kita temukan Santriwati yang telah menanggalkan jilbab dan baju kurungnya, (mun ca'na tang kanca entar mundhuk ghunna ngampong akemmi) kenapa mereka menjadi begitu...? Bukankah dulu mereka di gembleng dengan berbagai pelajaran dan juga kitab kuning...? Kemana perginya ilmu mereka...? Bahkan kata teman saya sekarang susah membedakan anak santri dengan anak gang karena rada2 mirip dalam hal penampilan, sama2 modis dan tak berjilbab (mantan santri) Tapi tidak semua begitu, banyak juga masih memegang erat2 identitas kesantrian mereka...
Begitu juga hampir sama dengan yang terjadi dengan Santri Putra.... Yang di katakan berhasil atau sukses secara Pemikiran dan pemahaman akan ilmu2 Agama belum banyak kita temukan, bukan gak ada.......? Mungkin saja ada, cuma kita belum di pertemukan barangkali........??
Bahkan kata teman saya ada juga santri yang menyamar menjadi orang biasa dalam rangka berdakwah ilallah... Tapi yang kaya' gini jarang, (yang banyak paling se mun ca'na reng madhure Lap Mahelap padahal cuma Gaya doang)
Dulu sewaktu penulis tinggal bersama di rumah guru saya ustadz hasyim al-hasfini, kalau ke hasim melihat saya memakai kaos bergambar metal atau gambar aneh maka ke hasim langsung menegur saya...! Kamu ini mau jadi apa? Kamu ini santri bukan preman...! Jangan hilangkan identitas kamu hanya karena gengsi...! Kamu malu sebagai santri...? Saya di nasehati seperti itu jadi malu padahal saya hanya santri kampungan bodoh yang tidak bisa baca kitab kuning, bahasa arab saja tidak bisa....! (sekedar berbagi cerita bos) paling bisa Assalamualaikum doang.......!!
Dalam hati saya bertanya2 kenapa banyak para santri yang seperti itu...? Sipakah yang harus di salahkan atas perilaku mereka...?
Kalau saya perhatikan rupanya peran orang tua yang tak berfungsi dalam hal mendidik dan membentuk anak, mereka hanya memasrahkan kepada pesantren tanpa mereka ikut mendidik atau,mengarahkan dan menegur kekeliruan mereka... Naifnya mereka terkesan membiarkan anak putri mereka melepaskan jilbab mereka dan di ganti dengan rambut gaya rebonding....! Naudzubillah........!
Bahkan ada sebagian orang tua yang memondokkan anaknya hanya dengan alasan buat Nunggu di kawinin karena sudah bertunangan...... MasyaAllah.....!!
Bukankah seharusnya di sekolahkan ke pondok itu buat bekal menjalani kehidupan yang sebenarnya.....
Adalagi...... Belum lulus sekolah langsung di comot dari pondok dengan alasan pihak dari besan sudah mendesak untuk segera di nikahkan...... Naif banget.......!!!
Belum lagi budaya gengsi diantara para santri sekarang sudah lebih menonjol daripada santri dahulu.... Biasanya jadi ajang pamer ke kayaan... Di antara para santri yang paspasan... Biasanya kalau anak Orang tajir akan menjadi Pangeran kecil....... (menurut cerita teman yang mondok) apalagi santri putrinya, menjadi ajang lomba Peragaan Busana yang paling mahal,untuk menaikkan gengsi dan nama yang ngetop......! Anak Kokai gitu Lho.......????
Saya himbau buat semua anak santri, yuuk.....? Saya mengajak kalian agar menggunakan ilmu yang kalian dapat di jalan Allah.... Bukankah kata nabi: sampaikan walau satu ayat......!! Jangan kalian terbawa arus modernisasi yang kebabblasan, yuuk... kita bersama-sama ,memperbaiki diri dan keluarga,dan ,Masyarakat, saling ingat-mengingatkan sesama kaum muslimin karena muslim itu bersaudara.
Wallahu a'lam bisshawab
Saya tidak akan menghakimi atau ingin menjelek2an, saya hanya menulis apa realitas dan fakta yang terjadi di masyarakat.
Sekarang banyak kita temukan para alumni pesantren laki2 atau perempuan sudah tidak lagi bangga dengang predikat santri yang melekat pada mereka, banyak kita temukan Santriwati yang telah menanggalkan jilbab dan baju kurungnya, (mun ca'na tang kanca entar mundhuk ghunna ngampong akemmi) kenapa mereka menjadi begitu...? Bukankah dulu mereka di gembleng dengan berbagai pelajaran dan juga kitab kuning...? Kemana perginya ilmu mereka...? Bahkan kata teman saya sekarang susah membedakan anak santri dengan anak gang karena rada2 mirip dalam hal penampilan, sama2 modis dan tak berjilbab (mantan santri) Tapi tidak semua begitu, banyak juga masih memegang erat2 identitas kesantrian mereka...
Begitu juga hampir sama dengan yang terjadi dengan Santri Putra.... Yang di katakan berhasil atau sukses secara Pemikiran dan pemahaman akan ilmu2 Agama belum banyak kita temukan, bukan gak ada.......? Mungkin saja ada, cuma kita belum di pertemukan barangkali........??
Bahkan kata teman saya ada juga santri yang menyamar menjadi orang biasa dalam rangka berdakwah ilallah... Tapi yang kaya' gini jarang, (yang banyak paling se mun ca'na reng madhure Lap Mahelap padahal cuma Gaya doang)
Dulu sewaktu penulis tinggal bersama di rumah guru saya ustadz hasyim al-hasfini, kalau ke hasim melihat saya memakai kaos bergambar metal atau gambar aneh maka ke hasim langsung menegur saya...! Kamu ini mau jadi apa? Kamu ini santri bukan preman...! Jangan hilangkan identitas kamu hanya karena gengsi...! Kamu malu sebagai santri...? Saya di nasehati seperti itu jadi malu padahal saya hanya santri kampungan bodoh yang tidak bisa baca kitab kuning, bahasa arab saja tidak bisa....! (sekedar berbagi cerita bos) paling bisa Assalamualaikum doang.......!!
Dalam hati saya bertanya2 kenapa banyak para santri yang seperti itu...? Sipakah yang harus di salahkan atas perilaku mereka...?
Kalau saya perhatikan rupanya peran orang tua yang tak berfungsi dalam hal mendidik dan membentuk anak, mereka hanya memasrahkan kepada pesantren tanpa mereka ikut mendidik atau,mengarahkan dan menegur kekeliruan mereka... Naifnya mereka terkesan membiarkan anak putri mereka melepaskan jilbab mereka dan di ganti dengan rambut gaya rebonding....! Naudzubillah........!
Bahkan ada sebagian orang tua yang memondokkan anaknya hanya dengan alasan buat Nunggu di kawinin karena sudah bertunangan...... MasyaAllah.....!!
Bukankah seharusnya di sekolahkan ke pondok itu buat bekal menjalani kehidupan yang sebenarnya.....
Adalagi...... Belum lulus sekolah langsung di comot dari pondok dengan alasan pihak dari besan sudah mendesak untuk segera di nikahkan...... Naif banget.......!!!
Belum lagi budaya gengsi diantara para santri sekarang sudah lebih menonjol daripada santri dahulu.... Biasanya jadi ajang pamer ke kayaan... Di antara para santri yang paspasan... Biasanya kalau anak Orang tajir akan menjadi Pangeran kecil....... (menurut cerita teman yang mondok) apalagi santri putrinya, menjadi ajang lomba Peragaan Busana yang paling mahal,untuk menaikkan gengsi dan nama yang ngetop......! Anak Kokai gitu Lho.......????
Saya himbau buat semua anak santri, yuuk.....? Saya mengajak kalian agar menggunakan ilmu yang kalian dapat di jalan Allah.... Bukankah kata nabi: sampaikan walau satu ayat......!! Jangan kalian terbawa arus modernisasi yang kebabblasan, yuuk... kita bersama-sama ,memperbaiki diri dan keluarga,dan ,Masyarakat, saling ingat-mengingatkan sesama kaum muslimin karena muslim itu bersaudara.
Wallahu a'lam bisshawab
0Awesome Comments!